A. Konsep Siklus Hidup Produk
Daur
hidup produk perlu dibahas sebagai usaha untuk mengenali tahap-tahap khusus tertentu
selama masa hidup suatu produk. Dalam tahap-tahap itu terkandung
peluang-peluang dan juga persoalan khusus sehubungan dengan strategi pemasaran
serta keuntungan yang ingin diperoleh. Dengan mengenal dimana sedang berada
atau kemana produk sedang mengarah, perusahaan bisa menentukan rencana
pemasaran yang lebih baik.
Suatu
produk dikatakan memiliki siklus hidup, didasari kenyataan bahwa:
·
Produk memiliki umur yang
terbatas.
·
Penjualan produk melalui
berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan
masalah yang berbeda bagi penjual.
·
Laba naik dan turun pada
berbagai tahap siklus hidup produk.
·
Produk memerlukan strategi
pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang
berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk.
Siklus
hidup produk memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.
Tahap perkenalan (introduction)
Pada
tahap perkenalan pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja
dikenalkan kepada konsumen. Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga keberadaan produk
di pasar sangat tinggi sehingga perusahaan belum memperoleh laba.
2.
Pertumbuhan (growth)
Pasar
dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan
keuntungan yang besar.
3.
Kedewasaan (maturity)
Periode
dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima
oleh sebagian besar pembeli potensia. Jumlah keuntungan mantap, stabil atau
menurun yang disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan
persaingan yang ketat.
4.
Kemunduran (decline)
Dalam
tahap ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menurunnya keuntungan
yang diperoleh perusahaan.
Beberapa
pakar menyebutkan bahwa siklus hidup produk tidak hanya memiliki empat tahapan
tetapi memiliki lima tahapan, yaitu selain memiliki tahapan-tahapan seperti
disebutkan di atas masih ada satu tahapan awal yaitu tahap penemuan dan
pengembangan produksi.
B. Karakteristik Siklus Hidup Produk
1.
Perkenalan
Apabila
produk sudah siap dibeli konsumen di pasar maka saat itu sebenarnya tahap
perkenalan sudah dimulai. Pengisian kembali produk pada penyalur memerlukan
waktu yang cukup lama karena konsumen baru mengenalnya sehingga penjualan
produk pada tahap ini berjalan lambat. Alasan yang menjadikan laju pertumbuhan
produk pada tahap ini rendah antara lain:
a.)
Tertundanya perluasan kapasitas
produksi
b.)
Masalah-masalah teknis
c.)
Terlambatnya distribusi produk
di tingkat pengecer akhir
d.)
Konsumen enggan merubah
kebiasaan yang sudah mapan
e.)
Sedikitnya konsumen yang mampu
membeli (jika harga produk mahal)
Jumlah
keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam tahap ini sangat sedikit bahkan
banyak diantaranya yang menderita kerugian karena hasil penjualan masih rendah
sedangkan biaya distribusi dan promosi cenderung tinggi. Dana yang besar ini
diperlukan untuk menarik distributor dan mengisi saluran pipa distribusi.
Pengeluaran untuk promosi adalah yang tertinggi dalam persentase terhadap
penjualan, dengan sasaran:
a.)
Memberi tahu konsumen potensial
atas hadirnya produk baru yang sama sekali belum dikenal
b.)
Membujuk konsumen untuk mencoba
c.)
Untuk menjamin tersedianya
produk pada setiap pengecer
Untuk
produk yang demikian, biasanya mempunyai harga jual yang cukup tinggi sehingga
sasaran jangka pendeknya adalah calon konsumen yang siap untuk membeli yaitu
yang berpenghasilan tinggi. Ada beberapa sebab mengapa harga jual produk itu
tinggi, yaitu:
a.)
Taraf produksi masih rendah
b.)
Persoalan teknologi dalam
produksi belum bisa diatasi dengan sempurna
c.)
Margin laba yang cukup tinggi
diperlukan untuk menutup biaya promosi
2.
Pertumbuhan
Tanda
lahirnya tahapan ini yaitu terjadinya pelonjakan hasil penjualan. Para
pengadopsi dini (early adopter) yang merupakan konsumen pelopor merasa
terpuaskan dengan produk perusahaan yang selanjutnya akan diikuti oleh konsumen
mayoritas. Kondisi atau peluang ini segera tercium oleh pesaing sehingga mereka
berusaha masuk ke pasar dengan memperkenalkan ciri-ciri produk baru dan ini
berakibat lanjut dengan meluasnya pasar yang pasti akan diikuti oleh meluasnya
jaringan maupun saluran distribusi.
Bagi
perusahaan perintis, fase ini merupakan fase memperoleh keuntungan yang sangat
tinggi karena penjualan sangat besar sehingga biaya promosi per unitnya menjadi
kecil dan adanya penurunan biaya produksi per unit yang lebih besar jika
dibandingkan dengan penurunan harga jual.
3.
Kedewasaan
Tahapan
kedewasaan biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan tahap-tahap sebelumnya
dan manajemen pemasaran lebih banyak menghadapi tantangan. Pada tahapan ini
ditandai dengan penurunan pertumbuhan penjualan produk. Dalam tahap ini pula
akan muncul tiga taraf kedewasan, yaitu:
a.)
Kedewasaan pertumbuhan
Tingkat
pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya
distribusi. Saluran distribusi baru sudah tidak dapat ditambah lagi meskipun
konsumen baru (pengekor) masuk ke pasar.
b.)
Kedewasaan mantap
Penjualan
per kapita menjadi datar karena pasar sudah merasa jenuh. Sebagian besar
konsumen potensial telah mencoba produk dan penjualan yang akan datang
tergantung pada pertambahan penduduk dan permintaan penggantian baru.
c.)
Kedewasaan mengusang
Nilai
penjualan mulai jatuh dan konsumen mulai bergerak ke produk lain.
4.
Kemunduran
Hasil
penjualan dari hampir semua produk dan merk pada akhirnya akan mengalami
penurunan. Laju penurunan ini bisa lambat maupun cepat. Kadang-kadang penjualan
jatuh sampai pada suatu titik yang cukup rendah dan pada titik itulah penjualan
tetap tertahan sampai beberapa tahun. Kemunduran ini bisa disebabkan beberapa
hal misalnya karena adanya perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen
atau meningkatnya persaingan baik di dalam maupun di luar negeri. Pada saat
penjualan dan keuntungan yang dicapai jatuh maka beberapa perusahaan
mengundurkan diri dari pasar. Bagi perusahaan yang mencoba bertahan tentu akan
mengurangi penawaran produknya. Anggaran promosi dikurangi dan akhirnya harga
jual mulai diturunkan.
C. Strategi Pemasaran terkait
Siklus Hidup Produk
1.
Pengenalan
Dalam
meluncurkan produk baru ke pasar manajer pemasaran bisa menetapkan setiap
variabel pemasaran pada tingkat yang tinggi atau rendah dalam hal harga,
promosi, distribusi maupun mutu produk. Jika hanya harga dan promosi yang
menjadi bahan pertimbangan pemasaran maka strategi yang diterapkan dapat
mengambil satu dari empat strategi berikut:
a.)
Strategi menyaring cepat
Strategi
menyaring cepat (rapit skimming strategy) dilakukan dengan menetapkan harga
tinggi dan promosi gencar. Maksud ditetapkannya harga tinggi adalah agar bisa
diperoleh laba kotor yang tinggi per unit produk.
Promosi
yang besar-besaran dimaksudkan untuk meyakinkan konsumen tentang nilai produk
walaupun harga produk itu sendiri juga tinggi. Gencarnya promosi dimaksudkan
untuk mempercepat laju penerobosan (penetrasi) pasar. Kondisi atau persyaratan
keberhasilan strategi ini adalah:
· Sebagian
besar pasar potensial belum menyadari kehadiran produk ini
· Mereka
yang hendak membeli mampu membayar dengan harga berapapun
· Perusahaan
menghadapi pesaing potensial dan ingin membangun preferensi atas merknya
b.)
Strategi menyaring lambat
Strategi
menyaring lambat (slow skimming strategy) ditetapkan dengan strategi harga
mahal dan promosi rendah. Harga yang tinggi ditetapkan supaya dapat diperoleh
laba kotor yang tinggi sedangkan promosi rendah dilakukan supaya biaya
pemasaran tidak terlalu besar. Supaya strategi ini bisa berhasil maka
persyaratan yang harus dimiliki adalah:
·
Luas pasar terbatas
·
Sebagian besar pasar menyadari
kehadiran produk ini
·
Pembeli bersedia membeli harga
yang tinggi
·
Persaingan potensial tidak
tampak
c.)
Strategi penerobosan cepat
Strategi
penerobosan cepat (rapid penetration strategy) dilakukan dengan menerapkan harga
yang rendah dan promosi gencar. Tujuan strategi ini adalah menghasilkan
penerobosan pasar yang cepat dan meraup market share yang besar. Strategi ini
bisa berhasil apabila:
·
Ukuran pasar sangat luas
·
Pasar tidak menyadari kehadiran
produk
·
Kebanyakan pembeli sangat peka
terhadap harga
·
Ada indikasi persaingan yang
hebat di pasar
·
Harga pokok produksi cenderung
turun mengikuti peningkatan skala produksi
d.)
Strategi penerobosan lambat
Dalam
strategi penerobosan lambat (slow penetrasion strategy) yang dilakukan dengan
penentuan harga rendah dan promosi rendah. Rendahnya harga dimaksudkan supaya
konsumen lebih cepat mengadopsi produk sedangkan rendahnya promosi dimaksudkan
supaya laba perusahaan bisa dicapai dalam jumlah yang cukup besar. Strategi ini
dilakukan dengan berangkat dari analisis yang mendasari keyakinan bahwa harga
sangat peka bagi konsumen sedangkan promosi kurang berpengaruh dalam merubah
situasi pasar. Strategi ini bisa berhasil apabila:
· Pasar
sangat luas
· Pasar
sangat menyadari kehadiran produk
· Pasar
sangat peka terhadap harga
· Hanya
sedikit persaingan potensial
Dalam
kaitannya dengan strategi ini perusahaan harus berhati-hati dalam memilih satu
diantaranya. Kesalahan yang dibuat akan mengakibatkan kegagalan meskipun secara
teknis produk yang ditawarkan di pasar kualitasnya maupun harganya cukup
kompetitif. Mungkin terjadi bahwa perusahaan hanya memperoleh keuntungan jangka
pendek saja. Perlu ditekankan bahwa perusahaan perintis suatu produk mempunyai
peluang terbesar untuk menjadi pemimpin pasar jika dapat memerankan diri atau
memainkan kartunya dengan tepat. Perusahaan harus menyadari bahwa tidak
selamanya bagian pasar dimasuki karena jika memaksakan diri meraup semua pasar
justru akan menjadi kunci pembuka persoalan masalah di kemudian waktu. Sebagai ilustrasi
perhatikan gambar berikut:
Keterangan:
Strategi
perluasan produk/pasar jangka panjang dimana
P =
produk
M=
market
Pada
gambar di atas pada awalnya produk 1 dipasarkan ke dalam pasar 1 dan kemudian
direncanakan untuk dimasukkan ke pasar 2 (lihat panah ke kanan). Pada saat
selanjutnya persaingan dikejutkan dengan dilemparkannya produk 2 ke pasar 2
(lihat panah ke bawah sebelah kanan) yang selanjutnya produk ini diupayakan
untuk memasuki pasar 1 (lihat panah ke kiri). Bila kondisi pasar memungkinkan
perusahaan mencoba memasuki pasar pertama dengan produk 3 (lihat panah ke
bawah).
2.
Pertumbuhan
Untuk
kepentingan menjaga pertumbuhan pasar yang cepat supaya berlangsung selama
mungkin dapat dilakukan strategi-strategi berikut:
·
Mutu produk ditingkatkan dan
ciri serta model produk ditambah
·
Masuk ke segmen pasar baru
·
Memanfaatkan saluran distribusi
baru
·
Beberapa bentuk periklanan
digeser dari membujuk minat konsumen pada produk ke menimbulkan keyakinan atas
produk sehingga bersedia membeli
·
Harga diturunkan pada saat yang
tepat untuk menarik golongan konsumen lain yang peka terhadap harga.
Sering
kali pada tahapan ini menjadi penentu kelangsungan produk di pasaran. Jika
perusahaan menetapkan strategi perluasan pasar maka dimungkinkan akan semakin
kuat posisinya dalam persaingan. Namun untuk semua itu harus dibayar mahal
yaitu dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar. Pada tahap ini perusahaan sedang
berada pada posisi trade off yaitu harus memilih apakah ingin memperoleh bagian
pasar yang tinggi atau keuntungan yang besar. Jika perusahaan mengambil pilihan
pertama maka harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan produk, promosi dan
distribusi sehingga posisi yang dominan di pasar akan dapat dicapai. Kontribusi
dari itu semua adalah keuntungan pada tahap-tahap berikutnya bisa diharapkan.
3.
Kedewasaan
Terdapat
dua kemungkinan bagi perusahaan sehubungan dengan keberadaan produknya yang
mulai mengalami masa jenuh di pasar. Sebagian perusahaan dengan mudah melepas
produk ini untuk mengalihkan dananya pada produk yang masih prospektif
pengembangannya dan sebagian yang lain gigih mempertahankan produknya di pasar.
Apabila karena suatu pertimbangan maka perusahaan mengambil pilihan kedua maka
strategi umum yang dapat dilakukan adalah memodifikasi pasar (strategi), produk
dan bauran pemasaran (marketing mix).
a.)
Modifikasi pasar
Dalam
modifikasi ini perusahaan harus memperluas pasar bagi merknya dengan menangani
dua faktor penentu volume penjualan yaitu:
·
Jumlah pemakai produk dengan
merk perusahaan
·
Tingkat penggunaan per pemakai
Perusahaan
dapat memperluas jumlah pemakai produk dengan merk perusahaan melalui tiga cara
berikut:
·
Ubahlah bukan pemakai
Perusahaan
mencoba mengubah bukan pemakai menjadi pemakai kelompok produk. Sebagai contoh,
kunci pokok berkembangnya jasa angkutan udara adalah penelitian yang
terus-menerus terhadap konsumen baru, kepada siapa dapat ditujukan bahwa
menggunakan jasa angkutan udara adalah lebih baik dari angkatan darat.
·
Masuki segmen pasar baru
Perusahaan
mencoba memasuki segmen pasar baru (dari segi geografis, demografis) yang
memakai produk tetapi bukan dengan merk yang dimiliki perusahaan.
·
Rebutlah konsumen dari pesaing
Perusahaan
dengan berbagai cara mencoba merebut konsumen dari pesaing untuk mencoba dan
menggunakan merk yang dimiliki perusahaan.
Di samping strategi dengan
memperluas jumlah konsumen, terdapat tiga strategi lain untuk dapat menaikkan
jumlah penjualan dengan jalan meningkatkan frekuensi pemakaian oleh konsumen
pemakai merk perusahaan, yaitu:
· Penggunaan
yang lebih sering
Perusahaan
mencoba mendorong konsumen untuk lebih sering menggunakan produk. Misalnya
suatu produk yang biasanya dikonsumsi sehari sekali dianjurkan untuk dipakai
lebih dari sekali.
· Penggunaan
nyang lebih banyak dalam setiap kesempatan
Pada
strategi ini perusahaan mengajak konsumen untuk memakai dengan jumlah yang
lebih banyak pada setiap kali mereka menggunakan. Misalnya suatu produk yang
bisa dipakai satu takaran perusahaan menganjurkan agar konsumen memakai dua
takaran supaya hasilnya efektif.
· Kegunaan
baru dan lebih beragam
Dalam
hal ini perusahaan harus menemukan kegunaan baru dari produk yang sama kemudian
meyakinkan konsumen akan hal itu. Contoh: produsen makanan sering menyusun
beberapa resep pada bungkusnya agar konsumen lebih berminat pada semua kegunaan
yang ada.
b.)
Modifikasi produk
Supaya
dapat menjaring konsumen baru atau mempengaruhi konsumen lama untuk menggunakan
produk perusahaan dalam jumlah yang lebih banyak, perusahaan dapat mencoba
meningkatkan penjualan dengan jalan modifikasi karakteristik produk. Modifikasi
ini bentuknya adalah :
·
Perbaikan mutu
Tujuan
perbaikan mutu adalah meningkatkan fungsi pokok yaitu daya tahan, keandalan, kecepatan, rasa dan lain -lain
·
Perbaikan ciri khas
Tujuannya
adalah menambah ciri-ciri baru dalam hal ukuran, berat, bahan pokok, tambahan,
hiasan yang akan meningkatkan kemampuan, keamanan atau kenyamanan produk.
Sebagai contoh dengan ditambahkan suatu zat tertentu maka suatu produk cat akan
bertahan lebih lama di tembok dan warnanya tetap cemerlang.
Strategi
ini memiliki beberapa keuntungan seperti apa yang dikemukakan oleh Stewart,
yaitu:
ü
Ciri-ciri khas baru akan
menciptakan citra perusahaan dalam hal keprogresifan dan kepemimpinan
ü
Ciri-ciri khas baru dapat
ditambah dengan cepat atau dibatalkan dengan cepat pula atas permintaan
konsumen dengan biaya yang rendah
ü
Ciri khas baru dapat merebut
kesetiaan dari segmen pasar tertentu
ü
Ciri khas baru sering
memberikan publisitas Cuma-Cuma bagi perusahaan
ü
Ciri khas baru sering
memberikan antusiasme pada penjual dan distributor
·
Perbaikan gaya
Tujuannya
adalah menambah daya tarik estetika suatu produk. Dalam jenis produk tertentu
bahkan seringkali perbaikan gayalah yang paling sering terjadi dari pada
perbaikan mutu atau kegunaan, misalnya mobil. Dalam produk yang lain perbaikan
gaya bisa berarti perbaikan kemasan. Perbaikan gaya dapat memberikan hasil
positif karena pada umumnya orang
menyukai perubahan mode. Sisi negatif perbaikan gaya juga tidak dapat
dihindarkan sebab ada saja konsumen yang merasa tidak cocok dengan yang paling
baru dan lebih suka dengan gaya produk yang terdahulu.
c.)
Modifikasi bauran pemasaran
Satu
hal yang tidak dapat dianggap remeh adalah perbaikan dalam marketing mix,
dimana satu atau beberapa elemen perlu
dimodifikasi. Untuk mendorong produk dalam tahap kedewasaan, manajer pemasaran
mempunyai tugas menjawab pertanyaan berikut.
·
Harga.
Apakah
price discount akan menjadi daya tarik bagi golongan yang sedang mencoba atau
bagi mereka yang sudah menggunakan?
Bila
demikian apakah semua yang ada di daftar harga harus diturunkan?
Ataukah
penurunan harga dilakukan melalui harga khusus?
·
Distribusi
Bisakah
perusahaan memperoleh lebih banyak dukungan atau ruang pamer di saluran
distribusi?
Apakah
mungkin penerobosan di toko yang lebih banyak?
Mampukah
perusahaan menembus saluran distribusi yang selama ini belum pernah dicoba
untuk dimasuki?
·
Peiklanan
Apakah
biaya periklanan perlu dinaikan?
Pesan
apa dalam iklan yang perlu dirubah?
Perlukah
saluran media dirombak jenis atau kombinasinya?
Ataukah
waktu, frekuensi dan ukuran iklan perlu dirubah?
·
Promosi Penjualan
Perlukah
promosi penjualan ditingkatkan?
Dalam
bentuk potongan harga, jaminan atau hadiah?
·
Penjualan Perorangan
Apakah
mutu dan keterampilan tenaga penjualan perlu diperbaiki?
Apakah
pembagian daerah penjualan perlu ditata kembali?
Perlukah
diberikian insentif bagi tenaga penjualan?
·
Pelayanan
Mampukah
perusahaan mempercepat waktu pengiriman?
Bisakah
bantuan tekhnis bagi konsumen ditingkatkan?
Mungkinkah
kemudahan kredit diperluas?
Jawaban
manajer pemasaran atas pertanyaan diatas dapat dijadikan sebagai bahan mentah
untuk perbaikan dan menjaga produk agar bisa bertahan lama dalam fase
kedewasaan.
4.
Kemunduran
a)
Mengidentifikasi produk yang
lemah
Langkah
pertama adalah menetapkan suatu sistem untuk mengenal produk mana yang sudah
lemah. Untuk mengetahuinya ada enam langkah yang perlu dilakukan:
·
Perusahaan membentuk suatu
panitia peninjau produk yang terdiri dari bagian pemasaran, produksi dan
keuangan.
·
Panitia ini memberi kemudahan
atau menyusun suatu sistem untuk mengidentifikasi produk mana yang sudah lemah
di pasar.
·
Bagian pembukuan atau
pemrosesan data menyiapakan data mengenai tiap-tiap produk yang menunjukan
kecenderungan berkenaan dengan luas pasar, bagian pasar, harga jual, biaya dan
keuntungan.
·
Informasi diatas kemudian dianalisis
dengan bantuan komputer untuk menetapkan produk mana yang meragukan sehingga
perlu diteliti lebih lanjut. Kriteria penetapan meliputi sudah berapa lama
penjualan menurun, kecenderungan bagian pasar, laba kotor dan tingkat laba atas
investasi.
·
Daftar poroduk yang sedang
diragukan dilaporkan padsa manajer- manajer yang bertanggung jawab. Selanjutnya
manajer tersebut harus mengisi pada formulir tertentu penilaian diagnosa yang
memperlihatkan bagaimana arah penjualan dan keuntungan dimasa yang akan datang
baik dengan maupaun tanpa perubahan strategi pemasaran.
·
Panitia peninjau menyimpulkan
dan membuat rekomendasi atas masing-masing produk yang meragukan, biarkan
produk berjalan seperti sekarang, perbaiki strategi pemasaran atau
menghapuskan.
b)
Menetapkan strategi pemasaran.
Waktu keluarnya perusahaan dari pasar
biasanya tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan hal ini banyak tergantung
pada tingkat hambatan keluar. Jika hambatan ini tingkatannya rendah maka makin
mudah perusahaan meninggalkan industri yang berarti makin menguntungkan
perusahaan yang tetap bertahan. Sebabnya, mantan konsumen perusahaan yang
keluar tadi bisa ditampungnya. Meskipun demikian permasalahan tetap belum
terpecahkan sampai ada jawaban apakah perusahaan ini akan tetap bercokol sampai
saat terahir. Dibawah ini dinyatakan lima strategi bagi perusahaan yang sedang
mengalami penurunan yang dikemukakan oleh Harrigan.
·
Tambahkan lebih banyak
penanaman modal agar bisa mendominasi atau menempati posisi persaingan yang
cukup baik di pasar.
·
Tetap saja pada tingkat
penanaman modal yang sekarang sampai pada suatu saat ketidakpastian dalam
industri terpecahkan.
·
Kurangi jumlah penanaman modal
secara selektif dengan cara meninggalkan kelompok yang kurang menguntungkan dan
pada waktu yang bersamaan menambah modal untuk kelompok kecil yang tetap setia
dan lebih menguntungkan.
·
Strategi “memetik hasil”,
dengan mengurangi jumlah investasi pada produk tersebut guna memperoleh uang
tunai dengan segera tanpa melihat bagaimana posisi modal nantinya.
·
Tinggalkan usaha dengan segera
dengan menjual hartanya.
c)
Keputusan menghentikan produk
Apabila
perusahaan telah memutuskan untuk menarik produk dari pasar ada beberapa
keputusan yang harus diambil selanjutnya. Yang pertama adalah bahwa formula dan
merk produk yang akan dijual atau dipindahkan kepada orang lain atau dihapuskan
secara total dari pasaran. Yang kedua adalah penarikan produk dari pasar dalam
waktu yang segera atau perlahan-lahan. Ketiga harus diputuskan mengenai berapa
persediaan suku cadang dan apa pelayanan yang akan diberikan untuk konsumen
yang sudah terlanjur memakai produk yang telah dijual sebelumnya.
Daftar Pustaka
Sumber
buku Manajemen pemasaran di indonesia Oleh : Kotler, A.B Susanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar